SELAMAT DATANG DI WEBSITE MAN 2 PALEMBANG    Sumber Informasi Kami Untuk Anda             Bersama Wujudkan Madrasah Mandiri Berprestasi.

Pembekalan Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah Penggerak Literasi di MAN 2 Palembang

Humas, Mandupa.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Palembang menunjukkan komitmen dalam mendukung pengembangan potensi siswa melalui kegiatan ‘Pembekalan Krida Duta Bahasa bagi Aktivis Sekolah Penggerak Literasi’ pada Jum’at (15/11/2024) di laboratorium sekolah. Sasaran dari kegiatan ini berjumlah 300 peserta didik dari 7 sekolah berbeda pada tingkat SMA/SMK/MA, dimana salah satu sekolah yang terpilih ialah MAN 2 Palembang.

Acara ini bertujuan untuk memberi pembekalan bagi 40 peserta didik yang nantinya akan menjadi perwakilan dalam mengikuti ajang perlombaan dari Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan, yang diharapkan dapat mengembangkan keterampilan literasi dan berperan aktif dalam menyebarkan kesadaran berbahasa yang baik dan benar, mulai dari lingkungan sekolah, keluarga, maupun komunitas lainnya.

Dalam kesempatan ini dijelaskan pula format karya, substansi, komponen penilaian serta mekanisme dari perlombaan yang akan diadakan, yaitu ’Lomba Poster Parade Wajah Bahasa Ruang Publik Sekolah’ dan ‘Konten Digital Berbahasa Daerah’.

Tentunya, pembekalan ini mendapat respon positif dari para peserta didik, mengingat bahasa daerah menjadi suatu hal yang sudah mulai terlupakan di kalangan generasi muda, yang disampaikan oleh dua Duta Bahasa (Dubas) berbeda selaku narasumber sebagai perwakilan dari Duta Bahasa Sumatera Selatan 2023, yaitu Khairunisa Rahmadini Adhinegoro dan Lukman Windy Satria.

Narasumber pertama, Dubas Khairunisa mengawali pembekalan dengan memperbaiki pandangan peserta didik MAN 2 Palembang terkait penggunaan bahasa yang baik dan benar di ruang publik.

“Banyak dari kalian yang berpendapat atau justru memiliki pandangan bahwa ketika mencampur dua bahasa atau lebih pada saat berbicara akan dianggap keren oleh orang lain. Sebenarnya, penggunaan bahasa negara yang baik bukanlah ketika kita memakai banyak bahasa berbeda dalam waktu yang bersamaan, melainkan ketika kita mampu menggunakan satu bahasa negara secara utuh berdasarkan kaidah yang sesuai,” jelasnya.

“Keunikan bahasa ada ketika kita memiliki kepercayaan diri saat menggunakannya. Tak perlu takut dipandang aneh oleh orang lain hanya karena kita membiasakan diri memakai bahasa yang asing dalam pendengaran mereka. Kepercayaan diri itulah yang bisa saja membuat orang lain ikut mempelajari apa yang kita lakukan dalam berbahasa,” tegasnya.

Ia juga menyinggung sedikit tentang larangan penggunaan Artificial Intelligence (AI) secara menyeluruh berkaitan dengan pembuatan desain dalam suatu perlombaan. Pasalnya, tidak relevan apabila suatu karya dibuat tanpa adanya hak cipta.

Meski demikian, Dubas Khairunisa menambahkan jika kita tidak bisa terus-terusan menghindari kemudahan yang diberikan oleh teknologi di zaman serba canggih seperti saat ini.

Sementara itu, Dubas Lukman sebagai narasumber kedua memfokuskan ranah pembahasannya pada kekayaan bahasa daerah dan sastra tutur lisan yang dimiliki oleh Sumatera Selatan.

“Provinsi kita sendiri memiliki 6 bahasa daerah yang sudah terancam punah. Hal ini dibuktikan dari banyaknya peserta didik yang bahkan tidak mampu membedakan mana yang merupakan bahasa daerah dan mana yang hanya sebatas dialeg saja,” ungkapnya.

“Saat ini, kita dihadapkan dengan urgensi nyata terkait dengan kepunahan bahasa daerah yang bisa saja terjadi dalam waktu dekat jika kita sebagai generasi muda tidak berupaya mengambil tindakan apapun dalam membiasakan diri untuk berbahasa,” tambahnya.

Selain memberi penjelasan terkait urgensi bahasa daerah, ia juga mengungkapkan harapannya kepada para siswa yang menjadi perwakilan dalam perlombaan oleh Balai Bahasa.

“Melalui perlombaan yang diadakan oleh Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan, harapan kami ialah agar para siswa dapat meningkatkan pemahaman dan sikap positif generasi muda terhadap pengutamaan bahasa negara, mewujudkan pengutamaan bahasa negara di ruang publik, membina kelompok aktivis sekolah yang giat dan terorganisir, serta menanamkan komitmen yang tinggi dalam kepedulian penggunaan bahasa daerah,” jelas Dubas Lukman.

Selama rangkaian acara, para siswa berkesempatan mengikuti sesi interaktif dan diskusi kelompok yang dirancang untuk memperkuat keterampilan berbahasa serta pengetahuan mereka terkait apa yang sudah disampaikan. Pembekalan ditutup dengan sesi tanya jawab, dimana para siswa memiliki kesempatan untuk memberi pertanyaan seputar Duta Bahasa Sumatera Selatan maupun perlombaan yang akan diadakan oleh Balai Bahasa.

Dengan adanya pembekalan ini, MAN 2 Palembang berharap para peserta didik yang terpilih dapat membawa nama baik madrasah dan menunjukkan kemampuan mereka dalam ajang perlombaan, sekaligus mampu menjadi inspirasi bagi siswa lainnya dalam mengembangkan budaya literasi. (TJP MAS)

About the Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like these